TEORI TURUNAN


TURUNAN
Turunan adalah pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah seiring perubahan nilai input, atau secara umum turunan menunjukkan bagaimana suatu besaran berubah akibat perubahan besaran lainnya. Proses dalam menemukan turunan  disebut diferensiasi.
·         y’   adalah simbol untuk turunan pertama.
·         y’’   adalah simbol untuk turunan kedua.
·         y’’’  adalah simbol untuk turunan ketiga.
·         dy/dx juga termasuk symbol turunan.
1.     Turunan Pertama
Rumus :
y = Cxn
ket : C & n = Konstanta Real
contoh :
·          y = 2x, maka dy/dx = 2 . 4 x 4-1 = 8x3
·          y = x3 + 2x2 , maka dy/dx = 3x2 + 4
2.     Turunan Kedua
Turunan kedua dinotasikan sebagai berikut :
d2y/d2x atau y’’
Turunan kedua merupakan turunan yang diperoleh dengan menurunkan kembali turunan pertama. Perhatikan contoh berikut :
y = x+ x+ x + 4
dy/dx = 3x+ 2x + 1
d2y/d2x = 6x + 2
3.     Turunan Trigonometri
Berikut rumus turunan fungsi Trigonometri :
a)     f (x) = sin x , maka f ‘ (x) = cos x
b)    f (x) = cos x , maka f ‘ (x) = - sin x
c)     f ‘ (x) = sec2x = 1/cos2x
perhatikan contoh berikut :
            jika y = x2 sin 2x , maka dy/dx ?
            jawab :
                        y = x2 sin 2x
                        misalkan :
                        u(x) = x2 , maka u’(x) = 2x
                        v(x) = sin2x , maka v’(x) = 2 cos 2x
                        y = u(x) . v(x)
                        y ‘ (x) = u’(x)v(x) + u(x) v’(x)
                                    = 2x (sin 2x) + x2 (2 cos 2x)
                                    = 2x sin 2x + 2xcos 2x
TURUNAN IMPLISIT
Turunan implisit yaitu memuat 2 variabel atau lebih, variable – variable tersebut terdiri dari variable bebas dan tidak bebas, biasanya variable tersebut dinyatakan dalam x dan y dimana variable x dan y terletak di dalam satu ruas sehingga tidak dapat dipisahkan.
a.     Bentuk umum fungsi implisit
Secara umum bentuk turunan fungsi implisit adalah f (x,y) = 0, mencari turunan fungsi implisit sama dengan mencari solusi bentuk umumnya dan prinsipnya tidak jauh berbeda dengan mencari turunan fungsi biasa.
Contoh :
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19
langkah pertama : Turunkan suku-suku x dan konstanta pada kedua sisi persamaan sesuai aturan turunan biasa untuk memulainya. Abaikan suku-suku y untuk sementara.
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2= 19 memiliki dua suku : x2 dan -5x. Jika kita ingin menurunkan persamaan, kita harus mengerjakan ini terlebih dahulu,
seperti ini:
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19

(Bawalah turun pangkat 2 dalam x2 sebagai koefisien, hapus x dalam -5x, dan ubah 19 menjadi 0)
2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0

Langkah kedua : Turunkan saja suku-suku y dengan cara yang sama seperti Anda menurunkan suku-suku x. Akan tetapi, kali ini, tambahkan (dy/dx) di sebelah masing-masing suku seperti Anda menambahkan koefisien. Misalnya, jika Anda menurunkan y2, maka turunannya menjadi 2y (dy/dx). Abaikan suku-suku yang memiliki x dan y untuk sementara. Kita akan melakukan langkah penurunan y selanjutnya seperti berikut:
2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0
(Bawalah turun pangkat 2 dalam y2 sebagai koefisien, hapus y dalam 8y, dan letakkan dy/dx di sebelah masing-masing suku).
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2xy2= 0

Langkah ketiga : mensubstitusikan suku – suku yang memiliki x dan y. Dalam contoh kita,
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2xy2 = 0
kita hanya memiliki satu suku yang memiliki x dan y yaitu 2xy2. Karena x dan y dikalikan satu sama lain, kita akan menggunakan aturan hasil kali untuk menurunkan seperti berikut:
2xy2 = (2x)(y2)
Missal : 2x = u
y2 = v
dalam (u × v)' = u' × v + v × u'
(u × v)' = (2x)' × (y2) + (2x) × (y2)'
(u × v)' = (2) × (y2) + (2x) × (2y(dy/dx ))
(u × v)' = 2y2 + 4xy(dy/dx)
Menambahkan ini ke persamaan utama kita, jadi :

2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
           
Langkah keempat : Sendirikan (dy/dx). Sekarang, yang harus di lakukan adalah menyelesaikan persamaan (dy/dx). Yaitu dengan proses distributive perkalian, dapat ditulis sebagai (a + b)(dy/dx). pindahkan semua suku lainnya di sisi lain dari tanda kurung, kemudian bagilah dengan suku-suku dalam tanda kurung di sebelah (dy/dx).
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
seperti berikut:
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
(2y + 8 + 4xy)( dy/dx) + 2x - 5 + 2y2 = 0
(2y + 8 + 4xy)( dy/dx) = -2y2 - 2x + 5
(dy/dx) = (-2y2 - 2x + 5)/(2y + 8 + 4xy)
Jadi, hasilnya berikut :
(dy/dx) = (-2y2 - 2x + 5)/(2(2xy + y + 4)

ATURAN RANTAI
Aturan Rantai merupakan aturan yang digunakan untuk menyelesaikan turunan fungsi komposisi. Aturan ini membantu menyelesaikan turunan fungsi yang terdiri dari komposisi 2 fungsi atau lebih. Cara menyelesaikannya adalah memecah komposisi fungsi tersebut menjadi beberapa. Komposisi fungsi yang biasanya diturunkan dengan aturan rantai adalah bentuk pangkat dari fungsi aljabar yang terdiri dari beberapa suku.
Contoh 1:

f(x) = (3x – 2)2
untuk menentukan turunannya, maka (3x – 2) diuraikan.
            f(x) = 9x2 – 12x + 4,       sehingga
            f ’(x) = 18x – 12

contoh 2:
            f(x) = (3x – 2)4
            Jadikan fungsi diatas menjadi sebuah komposisi.
            Misal u = 3x – 2 , maka f(x) = u4
Lalu selesaikan turunan f terhadap u, kemudian turunkan u terhadap x, seperti berikut :
            Menggunakan rumus :
            dy/dx  = dy/du . du/dx atau df/dx = df/dx . du/dx

y = f (x) = (3x – 2)4
Misal u = 3x – 2 , maka y = u4
dy/dx  = dy/du . du/dx
            = d(u4)/du . d(3x – 2)/dx
            = 7u3 x 3
            = 21u3
Jadi, dy/dx = 21 (3x – 2)3

PENERAPAN TURUNAN DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
            Salah satu konsep turunan yang sering digunakan adalah turunan pertama dan nilai maksimum serta minimum fungsi. Konsep turunan pertama fungsi banyak digunakan dalam masalah kecepatan dengan diketahui fungsi posisinya, sedangkan konsep nilai maksimum dan minimum fungsi digunakan dalam masalah luas seperti luas tanah dan bangunan, volume bangun ruang, dan ilmu ekonomi.
            Contoh soal :
                        Seorang anak menargetkan seekor burung dengan menggunakan ketapel yang    bertengger di sebuah pohon. Ketinggian pohon h = f (t) (dalam meter) pada sekon dimodelkan dengan 
f (t) = 8t2 + 250 t + 5. Tentukan kecepatan luncur kembang api saat t   = 5 sekon.
            Penyelesaian:
            Diketahui ketinggian pohon saat t sekon adalah:
            f (t) = 8t2 + 250 t + 5
            Kecepatan luncur peluru ketapel diperoleh turunan pertama dari fungsi ketinggian (posisi)            peluru ketapel sebagai berikut.
            f ‘ (t) = 16+ 250
                ⇔f ‘ (5) = 16(5) + 250 = 80 + 250 = 330
Jadi, kecepatan meluncur peluru ketapel saat t = 5 sekon adalah 330 m/s

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian limit fungsi dan pembahasan penyelesaian metode limit

Mengenal Matriks